Sabtu, 05 Juni 2010

BAHASA ARAB_Koreksi dan Aplikasi Prinsip Pembelajaran Bahasa Arab*

Ada beberapa prinsip pembelajaran bahasa asing yang biasa diterapkan untuk pembelajaran bahasa Arab, yaitu prinsip prioritas, prinsip akurasi, prinsip gradasi, prinsip motivasi, dan prinsip validasi. Berikut ini maksud masing-masing prinsip serta kemungkinan kelayakan penerapannya.
1. Prinsip Prioritas
Prinsip ini realisasinya adalah:
1. Menyimak dan bercakap lebih diprioritaskan dari pada latihan membaca dan menulis.
2. Mengajarkan kalimat lebih diprioritaskan dari pada mengajarkan kata.
3. Mengajarkan kosa kata yang sering dipakai/berfrekwensi tinggi sebelum kosa kata yang lainnya.
Mengajarkan bahasa dengan kecepatan normal, tidak perlu lambat-lambat ( HD. Hidayat: 1990, 30-31),
Prinsip prioritas yang lebih memperioritaskan menyimak dan bercakap dari pada membaca dan menulis dapat diaplikasikan dengan ketentuan tidak perlu menolak adanya proses belajar baca-tulis Arab di awal program. Dalam mempelajari bahasa Arab dianjurkan supaya dipelajari lebih dulu huruf Arab, agar bisa belajar bahasa Arab sendiri sehingga pandai membaca kitab-kitab agama yang banyak ditulis dalam bahasa Arab (Mahmud Junus: 1979, 5).
Kelancaran membaca itu sangat diperlukan karena akan berkaitan dengan kelancaran dalam memahami teks bahasa Arab yang dibaca. Ini berbeda dengan proses belajar bahasa Inggris yang tidak dianjurkan untuk belajar baca-tulis di awalnya. Hal ini karena ada perbedaan antara ejaan dengan pengucapan yang menimbuklkan kesulitan. Kesulitan demi-kian tidak akan terjadi dalam pembelajaran bahasa Arab karena tulisan bahasa Arab sudah memiliki sistem perlambangan bunyi yang sempurna, dan tidak menimbulkan kerancuan dalam melambangkan bunyi bahasa Arab. Yang dimaksud dengan tulisan bahasa Arab ini adalah yang sudah disempurnakan dengan syakal..
2. Prinsip Akurasi
Prinsip akurasi ini menyarankan agar sejak awal pelajar tidak dibiarkan berbuat kesalahan. Ini untuk menghindari terbentuknya kebiasaan yang salah dari aspek struktur maupun makna (Juwairiyah Dahlan: 2003, 31)..
Prinsip akurasi ini seyogyanya tidak perlu ditekankan. Artinya, penekanan untuk selalu benar dalam berbahasa tidak harus di awal waktu belajar, karena kebiasaan yang salah itu akan hilang dengan sendirinya manakala sudah sering mendengarkan ucapan-ucapan yang betul. Prinsip ini utamanya diberlakukan khusus bagi pengajarnya agar pelajar sering mendengarkan bunyi bahasa yang benar. Sementara para pelajar tidak perlu ditakut-takuti seolah-olah kebiasaan yang salah itu tidak bisa dihilangkan.
Penerapan prinsip akurasi khusus bagi pengajar ini dimaksudkan agar tidak ada ketakutan bagi pelajar untuk mengungkapkan maksudnya dengan bahasa Arab meskipun salah atau keliru, karena belum terbiasa saja. Demikian ini akan dapat menambah motivasi dan semangatnya dalam belajar bahasa Arab.
3. Prinsip Gradasi
Prinsip ini menganjurkan agar pembelajaran bahasa ditata urut dari yang paling mudah sampai yang paling sulit, berkesinambungan, dan tidak putus dengan pelajaran yang sebelumnya. Tidak ada bahasa yang mudah dikuasai bila dipelajari secara keseluruhan dalam waktu yang bersamaan. Oleh karena itu dalam pembelajaran bahasa diperlukan adanya seleksi, gradasi, yang selanjutnya diikuti dengan presentasi dan repetisi materi untuk memperoleh keahlian atau ketrampilan berbahasa (Umar Asasuddin Sokah: 1982, 6).
Penataurutan materi pembelajaran bahasa Arab dari yang paling mudah sampai pada yang paling sukar tentunya tidak didasarkna pada bentuk tulisannya. Sampai sejauh ini masih ada anggapan bahwa bentuk tulisan bahasa Arab yang sempurna bersyakal itu adalah materi untuk tingkat dasar, sementara bentuk tulisan yang tidak bersyakal itu adalah untuk tingkat akhir. Anggapan ini perlu ditinjau ulang. Penataurutan materi pembelajaran bahasa Arab disusun berdasarkan tingkat kesulitan dan frekuensi pemakaiannya dalam kebiasaan sehari-hari para pelajar. Dengan demikian materi pembelajaran bahasa Arab dapat diterima dengan mudah dan langsung dipakai.
4. Prinsip Motivasi
Prinsip ini diwujudkan dengan menempuh langkah-langkah sebagai berikut:
1. Memberi penghargaan setiap jawaban yang benar dengan memberi pujian langsung.
2. Menumbuhkan sifat kompetitif di kalangan pelajar.
3. Memberikan unsur simulasi dalam aktivitas latihan pengulangan
4. Menciptakan komunikasi yang harmonis antara guru dengan pelajar.
5. Memberikan variasi dalam aktivitas pembelajaran
Prinsip ini dimaksudkan agar setiap proses belajar mengajar bahasa Arab berlangsung dengan penuh semangat. Oleh karena itu prinsip ini senantiasa dikembangkan dengan berorientasi pada berbagai variasi yang tujuannya adalah menghilangkan kebosanan. Lima langkah yang ditampilkan di atas merupakan garis besar saja dan tidak menjadi batasan yang mengikat, sehingga dapat lebih dikembangkan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan pada saat proses pembelajaran.
5. Prinsip Validasi
Maksud prinsip ini adalah:
1. Pelajaran langsung praktek, bukan melalui penjelasan gramatika, khususnya bagi pemula.
2. Penjelasan makna secara konkret dengan media visual dan gambar-gambar hidup realistik, konkret, dan tidak hanya pengertian yang abstrak.
3. Memberikan repetisi untuk menjelaskan makna dengan memberikan benda konkret yang direpetisikan, misalnya untuk kata benda maka dicontohkan pena, buku dan sebagainya.
Dianjurkan bahwa sekali-kali hendaknya tidak dimulai pelajaran bahasa Arab itu dengan mengajarkan gramatika (nahwu dan sharaf), karena cara seperti itu lambat sekali, apalagi tidak menarik hati para pelajar sebab belum dapat dipergunakan untuk bercakap-cakap antara pelajar dengan pelajar atau dengan guru. Untuk mengajarkan bahasa Arab hendaknya dimulai dengan bercakap-cakap dan membaca dan dimulai dengan hal barang dan perkakas yang biasa dilihat pelajar tiap hari atau pekerjaan yang biasa dikerjakan oleh pelajar, umpamanya duduk, berdiri, makan, minum dan sebagainya Setelah pandai bercakap-cakap, termasuk baca-tulis, barulah diterangkan kaidah-kaidah nahwu dan sharaf, mana-mana yang perlu dan penting. Maka dalam pelajaran bahasa Arab, gramatika itu belum dipentingkan pada tingkat yang pertama (Mahmud Junus: 1979, 22).
Anjuran tersebut di atas juga bisa menjelaskan mengapa prinsip akurasi tidak perlu ditekankan lebih dulu dalam pembelajaran bahasa Arab. Gramatika yang berarti aturan untuk pemakaian bahasa dengan betul hanya layak diajarkan belakangan setelah kosa kata dikuasai. Berkaitan dengan prinsip motivasi maka pengajar juga perlu pandai-pandai cara membetulkan kekeliruan ucapan sehingga para pelajar tetap bersemangat untuk mau membetulkan dan meningkatkan kemampuan bahasanya. Demikian beberapa prinsip yang bisa diaplikasikan dalam pembelajaran bahasa Arab.
*Saidun Fiddaroini, Strategi Pengembangan Pendidikan Bahasa Arab (Surabaya: Jauhar, 2006), 20-24
__________________
Kepustakaan
HD. Hidayat, Pedoman Pelaksanaan Penataran Metode Pengajaran Membaca al-Qur'an dan Memahami Maknanya bagi Guru-guru SD, SLTP, SLTA tahun 1990/1991 Angkatan II (Jakarta: t.p, 1990).
Mahmud Junus, Metodik Khusus Bahasa Arab : Bahasa al-Quran (Jakarta: PT Hidakarya Agung, 1979).
Juwairiyah Dahlan, Paradigma Baru Pembelajaran Bahasa Arab (Yogyakarta: Sumbangsih, 2003).
Umar Asasuddin Sokah, Problematika Pengajaran Bahasa Arab dan Inggris (Yogyakarta: CV Nur Cahaya, 1982).

2 komentar:

  1. syukron, terima ksih. atas tulisan anda tela membantu saya.

    BalasHapus
  2. Assalamu’alaikum
    Kepada semuanya yang kami hormati, diberitahukan bahwa kami membuka pendidikan bahasa arab online bisa tanya jawab secara lisan maupun tulisan disamping banyak kelebihan yang lainnya. Untuk info lebih lengkap, silahkan kunjungi alamat kami di : http://privatarab-sarolangun.blogspot.com/

    Terima kasih atas perhatiannya.

    BalasHapus

Semoga Anda berkenan